Cari Blog Ini

Rabu, 18 November 2020

KISAH HIKMAH: BUAH MEMULIAKAN TAMU

 


2 Rabi'ul Akhir 1442 H/ 18 Nopember 2020

 

KISAH HIKMAH: BUAH MEMULIAKAN TAMU

 

SALAH satu keutamaan memuliakan  tamu adalah menjadikan ladang sedekah, sehingga penerima tamu akan mendapat pahala atau rezeki yang berlipat ganda (lebih baik). Berikut kisah hikmah memuliakan tamu

 

ALKISAH. Pada sebuah dusun hiduplah seorang perempuan salihah bernama Al-Fiddah. Ia dan keluarganya hidup miskin. Mereka memiliki seekor kambing.

 

PADA suatu ketika suami AL-Fiddah ingin menyembelih kambing untuk menyambut hari raya. Namun, sebelum hari raya tiba, secara mendadak datanglah tamu teman suami Al-Fiddah.

 

AL-FIDDAH dan suaminya merasa kebingungan. Apa yang harus mereka hidangkan untuk menyambut dan menghormati kedatangan tamu mereka.

 

BUKANKAH Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk  menghormati tamu? "Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya  memuliakan tamunya." (HR. Bukhari dan Muslim).

 

KEMUDIAN keluarga Al-Fiddah membuat keputusan bahwa mereka akan menyembelih kambing milik satu-satunya. Kambing tersebut akan dipotong  dan dimasak untuk memberikan hidangan makan bagi tamu keluarga Al-Fiddah.

 

MAKA, suami Al-Fiddah bersama anak lelakinya menyembelih kambing di belakang tembok rumahnya. Sementara itu,  Al- Fiddah  menunggu di pintu belakang.

 

TIBA-TIBA Al-Fiddah melihat seekor kambing keluar dari balik tembok, tempat suaminya menyembelih kambing. Kambing tersebut kemudian melompat masuk ke dalam kandangnya.

 

AL-FIDDAH terkejut. Ia mengira bahwa kambing itu adalah kambing miliknya yang lepas saat akan disembelih. Lalu, Al Fiddah mendatangi suaminya.

 

TERNYATA suaminya sedang menguliti kambing yang dipotong. Lantas, kambing siapa yang masuk kandang tadi. Itu adalah kambing dari Allah, pengganti kambing yang disembelih untuk menghomati tamu tersebut.

 

AL-FIDDAH kemudian berkata kepada suaminya, "Alhamdulillah. Semoga Allah mengganti dengan kambing yang lebih baik ketimbang kambing kita yang kita sembelih."

 

TERNYATA, kambing tersebut dapat mengeluarkan susu dan madu. Begitulah Allah memberikan ganti kambing yang dipotong untuk hidangan makan tamu dengan kambing yang lebih

 

YA Allah, Tuhan kami. Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri. Karena itu, ampunilah aku. (QS. Al-Qashash: 16).

Selasa, 17 November 2020

MEMULIAKAN TAMU ITU MENDAPAT PAHALA

 


1 Rabi'ul Akhir 1442 H/ 17 Nopember 2020

 

MEMULIAKAN TAMU ITU MENDAPAT PAHALA

 

DALAM agama, memuliakan tamu adalah sebuah amal salih yang pahalanya bukan saja akan dibalas oleh Allah di akhirat sebagai tabungan. Akan tetapi,  memuliakan tamu juga akan mendapatkan balasan secara langsung di dunia yang akan segera dirasakan oleh pelakunya.

 

MENYAMBUNG tali silaturahmi dan menyambut orang yang berniat untuk menyambung tali silaturahmi adalah keharusan bagi  muslim. Memulai dan menyambung silaturahmi dengan cara bertamu dan menerima tamu memiliki adab  tersendiri yang teratur dalam aturan agama.

 

BAHKAN,  agama sangat menganjurkan pemeluknya agar  memuliakan dan mengormati tamu sebagai bentuk ketakwaan dan sebagai bentuk penghormatan terhadap diri sendiri. Karena kualitas pribadi seseorang salah satunya bisa terlihat dari bagaimana ia menerima tamu dan memuliakannya.

 

SALAH satu karakteristik penting dalam masyarakat muslim adalah memuliakan tamu. Memuliakan tamu merupakan cermin penghargaan agama terhadap hak-hak individu dan sosial seseorang.

 

KARENA itu Nabi Muhammad SAW bersabda seperti yang di bawah ini.

 

   مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

 

“Barangsiapa  beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah  memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari).

 

HADIS   tersebut memberi indikasi bahwa ada kaitan antara iman seseorang dengan memuliakan tamu. Di samping itu, memuliakan tamu pun berefek positif bagi kehidupan akhirat.

 

JADI,  agama memandang tamu tidak hanya sebagai entitas penting dalam membangun kehidupan manusia dalam berbagai aspek di dunia. Akan tetapi, memulikan tamu pun menjadi ukuran keimanan seseorang.

 

TAMU dan didatangi tamu adalah simbol kerja sama. Artinya, ada praktik tukar-menukar informasi, kepentingan, dan kebutuhan lainnya di dalamnya.

MANUSIA diciptakan  Allah sebagai makhluk yang tidak bisa hidup sendirian. Takdirnya, manusia adalah makhluk berkelompok. Maka, manusia membutuhkan makhluk sejenis, baik untuk berkumpul maupun bertukar kebutuhan.

MISALNYA, untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Secara praksis, sebagai pintu awal untuk memenuhi ketiga kebutuhan tersebut adalah  dengan bertamu dan menerima tamu.

 

BERTAMU yang dianjurkan oleh agama adalah seperti yang berikut ini.

1.   Masuk  rumah apabila diizinkan atau diundang.

2.   Makan makanan dan minum minuman  yang disediakan.

3.   Tidak memperpanjang pembicaraan.

4.   Berkata dengan cara yang baik (sopan) atau memilih diam.

 

SEJATINYA kian banyak orang yang datang bertamu itu menandakan bahwa seseorang memiliki pergaulan yang luas, disenangi, dan ada yang dibutuhkan orang lain darinya. Oleh karena itu, salah satu cara merawatnya adalah dengan memulikan tamu dengan berbagai cara.

MISALNYA, menyambut tamu  dengan senyum dan perkataan baik. DI samping itu juga menyediakan makanan dan atau minuman.


NABI MUHAMMAD SAW memberi kabar, "Apabila seorang tamu masuk ke rumah seorang mukmin, masuk pula bersama tamu itu seribu rahmat dan seribu berkah. Allah akan menulis untuk pemilik rumah itu pada setiap suap makanan yang dimakan oleh tamunya seperti pahala haji dan umrah.” (HR. Dailami). Inilah pahala memuliakan tamu yang begitu hebat.


SEMOGA rumah kita termasuk rumah yang senantiasa dimasuki tamu sehingga kita mendapatkan dua pahala sekaligus. Yakni yang berikut ini.

Pertama, pahala dunia berupa adanya kemudahan untuk saling bertukar informasi dan kebutuhan baik primer, skunder, dan tetier.

Kedua, pahala akhirat, berupa masuknya seribu rahmat dan seribu berkah ke dalam rumah tuan rumah. Termasuk, pahala seperti haji dan umrah.

 

Allahumma barik lahum fima razaqtahum waghfirlahum warhamhum.  “Ya Allah, berilah keberkahan atas apa yang Engkau rezekikan pada mereka, ampunilah dan kasihanilah mereka.”

Sabtu, 14 November 2020

HENDAKNYA KITA TERUS BERBUAT BAIK

 28 Rabi'ul Awwal 1442 H/ 14 Nopember 2020.


 

HENDAKNYA KITA TERUS BERBUAT BAIK

 

“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.” (QS al-Qashash: 77).

 

Pada ayat itu, Allah memberikan perintah untuk hal yang juga dilakukan oleh-Nya.  Hal ini menunjukkan keutamaan berbuat baik.

 

KITA menaati perintah Allah  tersebut dengan berbuat baik. Kita berbuat baik bukan  karena yang lain. Akan  tetapi, kita berbuat baik ikhlas karena Allah.

 

BOLEH jadi,  seseorang berbuat baik kepada orang lain dengan menjadikannya sebagai utang budi.  Konsekuensinya adalah bahwa seseorang tersebut mengharap pengakuan dan balasan dari orang lain.

 

KITA tidak perlu menghitung-hitung kebaikan yang pernah kita  lakukan kepada orang lain. Akan lebih baik apabila kita  bisa melupakan kebaikan kita tersebut.

 

ITULAH sebabnya, hendaknya kita terus berbuat baik kepada orang lain dan tidak merisaukannya meskipun orang tersebut tidak peduli. Keinginan agar banyak orang mengetahui dan mendengar kebaikan kita  tersebut juga harus dihindari.

 

KENAPA harus dihindari itu?  Hal itu kita hindari karena dikhawatirkan  keinginan agar banyak orang mengetahui dan mendengarkan kebaikan kita tersebut menjurus pada riya karena mengesampingkan ikhlas dalam beramal.

 

BERBUAT baik merupakan akhlak mulia yang bisa diwujudkan pada berbagai hal. Misalnya,  memberikan pertolongan, menasihati untuk kebaikan, berbagi ilmu, atau memperlakukan  segala sesuatu (terutama manusia) dengan baik, terutama untuk orang-orang terdekat, yaitu orang tua, suami, istri, anak, dan kerabat.

 

SELANJUTNYA, berbuat baik untuk lingkup yang lebih luas. Misalnya dengan tetangga, rekan di tempat kerja, dan dengan semua orang yang kita berinteraksi dengan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

 

DALAM hal ini, Allah  memerintah kita untuk berbuat baik. Hal itu, sebagaimana firman-Nya di bawah ini.

 

"Dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik."  (QS Al-Baqarah: 195).

 

"Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS Al-A'raf: 56).

 

“Dan barangsiapa mengerjakan kebaikan, akan Kami (Allah)  tambahkan kebaikan baginya.” (QS Asy-Syura: 23).

 

AYAT-AYAT di atas menjelaskan janji Allah bagi orang-orang yang berbuat baik. Yakni dicintai-Nya, memperoleh rahmat-Nya, dan tambahan kebaikan.  Itulah sebabnya, kita antusias untuk berbuat baik dengan ikhlas dan mengharap rida-Nya secara istikamah.

 

RASULULLAH SAW bersabda, "Barangsiapa menolong saudaranya yang sedang dalam kebutuhan, Allah akan menolongnya dalam kebutuhannya." (HR Bukhari dan Muslim).

 

DI samping itu, beliau juga bersabda, "Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun, walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

 

HADIS di atas mendorong kita untuk selalu berusaha menolong orang lain dan untuk berbuat baik kepada orang lain tanpa meremehkan sedikit pun untuk hal-hal yang mudah dan kecil. Misalnya, memperlihatkan wajah tersenyum.

 

APA balasaannya orang yang berbuat baik? Inilah janji Allah, “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah) dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam serta tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (QS Yunus: 26).

 

AYAT tersebut menjelaskan  tentang balasan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik. Pahala terbaik berupa surga dan tambahannya, yaitu kenikmatan melihat Allah.

 

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran serta aku memohon pada-Mu supaya bisa mencintai orang miskin, ampunilah (dosa-dosa)ku dan juga rahmatilah aku.  Jika Engkau hendak menguji suatu kaum, maka wafatkanlah aku dalam keadaan tidak tenggelam dalam ujian. Ya Allah, aku memohon agar dapat mencintai-Mu, mencintai orang-orang yang mencintai-Mu dan mencintai amal yang dapat mendekatkan diriku kepada cinta-Mu.

Sabtu, 29 Agustus 2020

KEJAR AKHIRAT, DUNIA PUN DIDAPAT

 KEJAR AKHIRAT, DUNIA PUN DIDAPAT


KETIKA hidup di dunia, orang beriman berupaya sekuat tenaga mengejar pahala demi meraih kebahagiaan  hidup di akhirat, Allah  akan memberikan tambahan  kenikmatan lainnya. Yakni kenikmatan untuk kehidupan di dunia.

🌹SEBAGAIMANA firman Allah, “Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat, akan Kami (Allah) tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagia pun di akhirat.”  (QS. Asy-Syura: 20).

🌺FIRMAN Allah tersebut menegaskan bahwa kehidupan akhirat lebih penting dan lebih banyak manfaatnya bagi orang yang beriman jika ingin mengejarnya. Semua orang sudah mengetahui bahwa hidup di dunia hanya sebentar dan hidup yang abadi itu di akhirat kelak. 

🌸WALAUPUN memang, bahwa kesadaran dan keyakinan kita mengenai hidup di dunia yang berlaku hanya sementara.  Namun, hidup di akhirat adalah kehidupan yang abadi dan kekal. 

💐MESKIPUN demikian itu, hal tersebut tidak lantas membuat kita sadar sepenuhnya.  Lihatlah dan perhatikanlah betapa banyak orang yang mengabaikan akhirat.  

🌷MEREKA sibuk dan asyik dengan urusan dunia, seolah-olah merasa bahwa akan tinggal selamanya di dunia yang fana ini. Mereka lupa bahwa mereka sedang berjalan menuju akhirat. 

🥀LIHATLAH segala peristiwa seperti kematian dan bencana.  Apakah tanda-tanda yang berasal dari Allah tersebut masih kurang sehingga membuat kita sadar?

🌼HIDUP bahagia di akhirat kelak sangat ditentukan oleh kualitas hidup kita di dunia. Kualitas baik atau buruknya kita menjalani hidup di dunia, menentukan sukses atau gagalnya kita hidup di akhirat kelak.

🌻SUKSES hidup di akhirat artinya masuk surga, sedangkan gagal hidup di akhirat artinya masuk neraka. Ibarat menabung di usia muda, maka akan menentukan kehidupan kita di masa tua.

🌸KEMBALI lagi bahwa semuanya tergantung pada  pilihan  masing-masing seorang dalam menjalani hidup yang menjadi haknya.  Karena sejatinya hidup itu pilihan. Sekali lagi, tergantung kita dalam menentukan pilihan hidup.

🌷PILIHAN antara hidup sukses atau hidup gagal di akhirat, tergantung pada kepandaian dan ketepatan kita dalam memilih jalan hidup di dunia. Rasulullah SAW pernah menerangkan bahwa akhirat jauh lebih penting daripada dunia.

🌹BELIAU pernah bersabda, “Perbandingan dunia dengan akhirat, seperti seseorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut, lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya.”  (HR. Muslim). 

🌺 DI sinilah Rasulullah SAW ingin menegaskan betapa luar biasanya perbandingan akhirat dengan dunia. Dunia hanya sekadar sisa air yang tertinggal di jari sewaktu dicelupkan dan diangkat darinya, sedangkan laut yang luas itu ibarat akhirat yang kekal dan abadi.

🌸DI samping itu, Rasulullah SAW pernah bersabda seperti yang di bawah ini.

🔹 “Barangsiapa yang kehidupan akhirat menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah akan meletakkan rasa cukup di dalam hatinya dan menghimpun semua urusan untuknya serta datanglah dunia kepadanya dengan hina.”

🔹 ”Akan tetapi,  barangsiapa yang kehidupan dunia menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah meletakkan kefakiran di hadapan kedua matanya dan mencerai-beraikan urusannya dan dunia tidak bakal datang kepadanya, kecuali sekedar yang telah ditetapkan untuknya.” (HR. Tirmidzi).

💐 SEMENTARA itu, dalam Alquran, Allah dengan sangat jelas menerangkan bahwa yang harus dicari oleh umat muslim adalah kebahagiaan akhirat. Walau begitu kita juga tidak boleh melupakan atau mengabaikan kebahagiaan di dunia, sebagaimana firman-Nya berikut ini.

✍️ “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak akan menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”  (QS. Al-Qashash: 77)

🌼MAKA, utamakanlah hidup untuk akhirat daripada hanya untuk dunia semata. Insyaallah, jika kita niatkan hidup di dunia ini hanya untuk mencari ridho dari Allah, guna kebahagiaan di akhirat kelak,  senantiasa Allah dengan janjinya akan menurunkan keberkahan dan kenikmatan kita di dunia.

🕋 اللَّهُمّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا لاَ يَرْتَدُّ، وَنَعِيمًا لاَ يَنْفَدُ، وَمُرَافَقَةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم فِي أَعْلَى جَنَّةِ الْخُلْدِ

Allahumma inni as-aluka imanan la yartaddu wa na’iman la yanfaddu wa murafaqata nabiyyika muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallama fi a’la jannatil khuldi. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keimanan yang tidak membimbangkan, kenikmatan yang tidak ada habis-habisnya, dan mengawani nabi-Mu, Muhammad SAW, di surga tertinggi yang kekal.

Senin, 16 Maret 2020

Wabah Penyakit dalam Sejarah Islam & Bagaimana Menyikapinya




السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Sehubungan dengan Global Pandemi Convid-19 ada kisah dari dunia Islam yg menarik utk dishare dalam WAG yg baik ini.

Wabah Penyakit dalam Sejarah Islam & Bagaimana Menyikapinya

Hari ini umat manusia dihadapkan pada masalah bumi ini, sebuah virus/wabah yg tak terlihat.
Tapi membuat seisi bumi takut...
Yang membuat semua kekuatan, senjata, dan kesombongan bertekuk lutut, lumpuh, dihadapan kekuasaan Allah SWT..
Memang begitulah sunatullahnya,
Allah SWT menghancurkan tingginya kesombongan dunia dengan sesuatu yang kecil
Agar runtuh dengan sehina-hinanya, seperti Namrud yg mati hina karena seekor lalat.
Tapi masalah bumi ini adalah masalah muslimin juga..
Bagaimana kita bersikap..?
Karena hari ini sebagian saudara kita menganggap remeh dengan pasrah saja
Dan ada yang sangat berlebihan dengan bahkan tidak mau berjabat tangan
Indahnya agama ini, karena semua masalah sudah ada solusinya..
Dan Rasulullah SAW bersama para sahabatnya adalah orang-orang paling berjasa dalam hidup kita
Dalam kebingungan kita hari ini pun mereka semua hadir dengan petunjuknya..
Bukan hanya itu, tapi mereka juga hadir membawa kabar gembira untuk kita..
Kisah ini detail diceritakan dalam buku tentang khalifah Umar bin Khattab ra karya Syaikh Ali Ash Shalabi..
Tahun 18 H..
Hari itu Khalifah Umar bin Khattab ra bersama para sahabatnya berjalan dari Madinah menuju negeri Syam.
Mereka berhenti didaerah perbatasan sebelum memasuki Syam karena mendengar ada wabah Tha'un Amwas yang melanda negeri tersebut.
Sebuah penyakit menular, benjolan diseluruh tubuh yg akhirnya pecah dan mengakibatkan pendarahan.
Abu Ubaidah bin Al Jarrah, seorang yang dikagumi Umar ra, sang Gubernur Syam ketika itu datang ke perbatasan untuk menemui rombongan.
Dialog yang hangat antar para sahabat, apakah mereka masuk atau pulang ke Madinah..
Umar yang cerdas meminta saran muhajirin, anshar, dan orang2 yg ikut Fathu Makkah. Mereka semua berbeda pendapat..
Bahkan Abu Ubaidah ra menginginkan mereka masuk, dan berkata mengapa engkau lari dari takdir Allah SWT?
Lalu Umar ra menyanggahnya dan bertanya. Jika kamu punya kambing dan ada 2 lahan yg subur dan yg kering, kemana akan engkau arahkan kambingmu? Jika ke lahan kering itu adalah takdir Allah, dan jika ke lahan subur itu juga takdir Allah
Sesungguhnya dengan kami pulang, kita hanya berpindah dari takdir satu ke takdir yg lain.
Akhirnya perbedaan itu berakhir ketika Abdurrahman bin Auf ra mengucapkan hadist Rasulullah SAW.
Jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri. Maka, jangan kalian memasukinya. Dan jika kalian berada didaerah itu janganlah kalian keluar untuk lari darinya (HR. Bukhari & Muslim)

Akhirnya mereka pun pulang ke Madinah.. Umar ra merasa tidak kuasa meninggalkan sahabat yg dikaguminya, Abu Ubaidah ra.. Beliau pun menulis surat untuk mengajaknya ke Madinah.

Namun beliau adalah Abu Ubaidah ra, yang hidup bersama rakyatnya dan mati bersama rakyatnya..
Umar ra pun menangis membaca surat balasan itu..

Dan bertambah tangisnya ketika mendengar Abu Ubaidah, Muadz bin Jabal, Suhail bin Amr, dan sahabat2 mulia lainnya radiyallahuanhum wafat karena wabah Tha'un dinegeri Syam.

Total sekitar 20 ribu orang wafat, hampir separuh penduduk Syam ketika itu..

Pada akhirnya, wabah tersebut berhenti ketika sahabat Amr bin Ash ra memimpin Syam

Kecerdasan beliau lah yang menyelamatkan Syam
Hasil tadabbur beliau dan kedekatan dengan alam ini..

Amr bin Ash berkata:
Wahai sekalian manusia, penyakit ini menyebar layaknya kobaran api. Jauhilah dan berpencarlah dengan menempat di gunung-gunung..

Mereka pun berpencar dan menempati gunung2.
Wabah pun berhenti layaknya api yang padam karena tidak bisa lagi menemukan bahan yang dibakar..

Lalu, belajar dari bagaimana orang-orang terbaik itu bersikap..
Maka inilah panduan dan kabar gembira ditengah kesedihan ini untuk kita semua

Pertama, karantina Sebagaimana sabda Rasulullah SAW diatas,
Maka itulah konsep karantina yang hari ini kita kenal.

Mengisolasi daerah yang terkena wabah..
Seluruh negara menjalaninya..
Namun ada negara yang entah darimana mengambil petunjuknya,
Negara tsb malah menyuruh orang2 masuk karena dalih ekonomi dan pariwisata.
Semoga Allah SWT melindungi semua penduduk negara tersebut

Kedua, bersabar.
Karena Rasulullah SAW bersabda:
Tha'un merupakan azab yang ditimpakan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Kemudian Dia jadikan rahmat kepada kaum mukminin.

Maka, tidaklah seorang hamba yang dilanda wabah lalu ia menetap dikampungnya dengan penuh kesabaran dan mengetahui bahwa tidak akan menimpanya kecuali apa yang Allah SWT tetapkan, baginya pahala orang yang mati syahid
(HR. Bukhari dan Ahmad)

Masya Allah.. ternyata mati syahid lah balasan itu.. sesuatu yang didambakan kaum muslimin.
Maka, sabar dan tanamkanlah keyakinan itu. Jika takdir Allah menyapa kita, berharaplah syahid..

Ketiga, berbaik sangka dan berikhtiarlah.
Karena Rasulullah SAW bersabda:
Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit kecuali Dia juga yang menurunkan penawarnya
(HR. Bukhari)

Umar bin Khattab berikhtiar menghindarinya serta Amr bin Ash berikhtiar menghapusnya.

Yang keempat, banyak berdoalah.
Dan doa2 keselamatan itu sudah kita lafadzkan di setiap pagi dan sore. Bismillahilladzi laa yadhurru maasmihi, say'un fil ardhi walafissamaai wahuwa samiul'alim
(Dengan nama Allah yang apabila disebut, segala sesuatu dibumi dan langit tidak berbahaya. Dialah maha mendengar dan maha mengetahui)
Barang siapa yang membaca dzikir tsb 3x dipagi dan petang. Maka tidak akan ada bahaya yg memudharatkannya
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Yang terakhir, sebagaimana solusi dari Amr bin Ash untuk berpencar..
Menjaga jarak dr keramaian dan menahan diri untuk dirumah
Cara inilah yang banyak ditiru dunia luar, mereka menyebutnya social distancing..

Semua solusi itu sudah ada,
Solusi langit dan Bumi

Solusi pertama dan terakhir, solusi Bumi
Ikhtiar dengan karantina & menjaga diri dari keramaian (social distancing)..
Selama ini sudah dilakukan bahkan oleh orang2 didunia barat..

Namun mereka tidak punya solusi Langit..
Bersabar, keyakinan dan berbaik sangka akan ketetapan Allah, berdoa, dan bahkan janji akan gelar mati Syahid jika kita melakukan itu semua..

Semoga kita senantiasa dilindungi Allah SWT..
Dan bertemu kembali ditempat terbaik di SurgaNya..

*Mari kita sikapi datangnya Pandemi Convid-19 ini secara rasional dan terukur, tidak abai tapi juga tidak ketakutan secara berlebihan.

Sabtu, 08 Februari 2020

POHON TERLARANG ITU MELEMPARKAN MANUSIA DARI SURGA


BAGAIMANA  pohon bisa membuat manusia terlempar dari surga?  Inilah kisah awalnya. Iblis berjanji tak akan pernah membiarkan manusia hidup nyaman dan bahagia. Iblis masih dendam dan akan terus berusaha membujuk manusia agar mengikuti rayuan dan hasutannya. Ketika melihat Adam dan Hawa  menikmati kehidupan di surga, iblis tidak tinggal diam. Iblis menggoda Adam dan Hawa hingga mereka terlempar dari surga.
🎇 IBLIS pun mencari cara  agar Adam dan Hawa lengah dan tersungkur. Beberapa kali cara  dilakukan iblis
 Berkali-kali itu pula gagal. Akan tetapi, ada satu peristiwa yang membuat keduanya akhirnya terjungkal juga.
🌠 IBLIS pun menemukan cara agar Adam dan Hawa terperdaya.  Iblis membujuk Adam dan Hawa supaya mau memakan buah dari pohon terlarang yang berada di tengah surga. Pohon itu,  adalah pohon yang kelihatan terbaik di antara pohon-pohon indah lainnya di surga.
🌌 IBLIS pun datang menemui Adam dan Hawa. Bujuk rayu pun dilontarkan dan akhirnya membuat keduanya tertarik dan mulai bertanya-tanya, “Apa itu pohon terlarang?”
🎇 “SEGALA keindahan dan paling nikmat ada di pohon ini,” bujuk Iblis. Padahal, sudah sangat jelas bahwa pohon terlarang tidak boleh didekati, apalagi dimakan buahnya.
AKAN tetapi, iblis dengan segala tipu muslihat, terus melancarkan aksinya membujuk Adam dan Hawa. Akhirnya,  Hawa pun terbujuk akan rayuan iblis. Ia ingin sekali mamakan buah dari pohon terlarang. Namun, Adam selalu mengingatkan akan petunjuk Allah.
🎇 USAHA terus-menerus iblis pun membuahkan hasil. Iblis mempengaruhi jiwa penasaran dua manusia itu untuk terus berjalan, dituntun iblis, dan mengantarkan keduanya ke tempat pohon terlarang.
👥 ADAM dan Hawa pun mengikutinya karena iming-iming bahwa buah pohon terlarang itu memberikan kehidupan abadi. Akhirnya, mereka pun termakan rayuan iblis dan memakan buah dari pohon terlarang.
🌠 HUKUMAN pun datang, manusia terlempar dari surga. Sesuatu menakjubkan terjadi ketika Adam dan Hawa memakan buah dari pohon terlarang. Tiba-tiba semua pakaian yang dikenakan keduanya lenyap dengan tiba-tiba. Mereka telanjang bulat, aurat masing-masing pun terlihat.
👥 AKIBATNYA, keduanya merasa malu. Ketika melihat pohon ara dan pohon pisang yang berdaun lebar, mereka segera bersembunyi di  sebaliknya.
👥 ADAM dan Hawa menyesal. Mereka takut dan malu atas perbuatan yang telah dilakukannya. Mereka menyadari telah berbuat dosa dengan melanggar apa yang diperintahkan Allah. Maka, keduanya pun bersujud dan memohon ampunan.
INILAH doa mereka, “ Rabbanā ẓalamnā anfusana wa il lam tagfir lanā wa tar-ḥamnā lanakụnanna minal-khāsirīn." /Ya Tuhan kami, kami telah zalimkan diri kami sendiri. Maka jika Engkau tidak mengampuni kami dan Engkau rahmatkan kami, tentulah kami menjadi orang yang rugi (Alquran Surah Al-A'raf ayat  23).

👥  MEREKA benar-benar menyesali perbuatannya. Akan tetapi, nasi telah menjadi bubur. Iblis sangat senang karena telah berhasil menyesatkan Adam dan Hawa.
🕋 ALLAH Maha Pengampun atas segala dosa  hamba-Nya. Allah mengampuni dosa yang telah Adam dan Hawa lakukan. Namun, untuk menyucikan dosa yang telah mereka perbuat, Allah memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi dan menjadi khalifah. Bersama dengan iblis, Adam dan Hawa pun turun ke muka bumi. Perseteruan manusia dan iblis terus berlanjut hingga kelak kiamat datang.
--------------☪☪☪--------------
🕋 Bismillahirrahmanirrahim. Allahummagh-firlii khathii-atii, wa jahlii, wa israfii fii amrii, wa maa anta a’lamu bihi minni. Allahummagh-firlii jiddi wa hazlii, wa khatha-i wa ‘amdii, wa kullu dzalika ‘indii. (Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilanku, sikapku yang melampaui batas dalam urusanku dan segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal itu dari diriku. Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan yang kuperbuat tatkala serius maupun saat bercanda dan ampunilah pula kesalahanku saat aku tidak sengaja maupn sengaja, ampunilah segala kesalahan yang kulakukan).

Rabu, 05 Februari 2020

SERAKAH MENIMBULKAN BANYAK KERUSAKAN


SERAKAH termasuk penyakit hati. orang serakah tidak pernah tenang, puas, dan selalu merasa kekurangan. Karena itu, serakah bisa mendorong seseorang berbuat buruk, misalnya, menipu, mencuri, manipulasi, korupsi, dan sebagainya. Hal itu dilakukan hanya sekadar untuk memenuhi nafsu serakahnya terhadap harta dan kedudukan.
💐  SERAKAH artinya keinginan untuk menikmati terlalu banyak dalam waktu singkat. Keserakahan selalu berujung pada kejatuhan yang sangat dalam.
🌺 MANUSIA serakah membuat   jiwanya tidak puas dengan apa yang dimilikinya.  Sebaliknya, orang serakah tersebut berusaha ingin memiliki yang lebih banyak lagi. Keserakahan  tidak hanya pada pemilikan harta dan benda, tetapi juga terhadap makanan, minuman,  dan sebagainya.
🌷 SERAKAH  termasuk penyakit hati yang tercela. Hati orang serakah tidak pernah tenang, tidak pernah puas, dan selalu saja merasa kekurangan. Karena itu, serakah bisa terdorong seseorang berbuat buruk, misalnya menipu, mencuri, manipulasi, korupsi, dan sebagainya. Hal itu dilakukan hanya sekadar untuk memenuhi nafsu serakahnya.
🌹 DARI Ibnu ‘Abbas, ia mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya manusia memiliki lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan harta yang banyak semisal itu pula. Mata manusia barulah penuh jika diisi dengan tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6437).
🌻  BAHWA ketamakan manusia terhadap harta dan jabatan pasti akan merusak agamanya, tidak perlu diragukan lagi kebenarannya. Maka, ketika agama sudah rusak, maka berakibat fatallah terhadap kehidupan dunia dan akhiratnya.
🌼  KETAMAKAN manusia terhadap harta dan kepemimpinan akan membawa kepada kezaliman, kebohongan, dan perbuatan keji.
🥀 DARI Ka’ab bin Malik Radhiyallahu anhu,  ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.'" (HR. At-Tirmidzi, Ahmad; Ad-Darimi, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani).
🌠  IBNU RAJAB rahimahullah berkata, “Ini adalah permisalan  agung yang diumpamakan  Nabi Muhammad SAW bagi kerusakan agama seorang muslim akibat rakus terhadap harta dan kedudukan dunia dan bahwa kerusakannya tidak lebih berat dari rusaknya kambing yang dimangsa oleh dua ekor serigala lapar.”
ALLAH berfirman, (yang artinyaa): “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun Ayat 15).
🌷  DENGAN demikian, maka serakah merupakan sifat cinta dunia. Sifat serakah mendatangkan banyak kerusakan, baik kerusakan pribadi, keluarga, masyarakat, dan yang terbesar adalah kerusakan yang menimpa keagamaan seseorang akibat  lebih mencintai dunia.
-------------☪☪☪---------------


🕋 Bismillahirrahmanirrahim. Dengan menyebut nama Allah atas diriku, hartaku, dan agamaku. Ya Allah, ridhakanlah dengan ketentuan-Mu dan berkahilah aku dengan apa saja yang ditakdirkan kepadaku sehingga aku tidak menyukai apa saja yang membuatku tergesa mendapatkan yang Engkau perlambatkan dan membuatku tidak suka mengakhirkan terhadap yang Engkau percepat.