28 Rabi'ul Awwal 1442 H/ 14 Nopember 2020.
HENDAKNYA KITA TERUS BERBUAT BAIK
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu.” (QS al-Qashash: 77).
Pada ayat itu, Allah memberikan perintah untuk hal yang juga
dilakukan oleh-Nya. Hal ini menunjukkan
keutamaan berbuat baik.
KITA menaati perintah Allah
tersebut dengan berbuat baik. Kita berbuat baik bukan karena yang lain. Akan tetapi, kita berbuat baik ikhlas karena
Allah.
BOLEH jadi, seseorang
berbuat baik kepada orang lain dengan menjadikannya sebagai utang budi. Konsekuensinya adalah bahwa seseorang
tersebut mengharap pengakuan dan balasan dari orang lain.
KITA tidak perlu menghitung-hitung kebaikan yang pernah kita lakukan kepada orang lain. Akan lebih baik
apabila kita bisa melupakan kebaikan
kita tersebut.
ITULAH sebabnya, hendaknya kita terus berbuat baik kepada orang
lain dan tidak merisaukannya meskipun orang tersebut tidak peduli. Keinginan
agar banyak orang mengetahui dan mendengar kebaikan kita tersebut juga harus dihindari.
KENAPA harus dihindari itu?
Hal itu kita hindari karena dikhawatirkan keinginan agar banyak orang mengetahui dan
mendengarkan kebaikan kita tersebut menjurus pada riya karena mengesampingkan
ikhlas dalam beramal.
BERBUAT baik merupakan akhlak mulia yang bisa diwujudkan pada berbagai
hal. Misalnya, memberikan pertolongan,
menasihati untuk kebaikan, berbagi ilmu, atau memperlakukan segala sesuatu (terutama manusia) dengan
baik, terutama untuk orang-orang terdekat, yaitu orang tua, suami, istri, anak,
dan kerabat.
SELANJUTNYA, berbuat baik untuk lingkup yang lebih luas. Misalnya
dengan tetangga, rekan di tempat kerja, dan dengan semua orang yang kita
berinteraksi dengan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
DALAM hal ini, Allah
memerintah kita untuk berbuat baik. Hal itu, sebagaimana firman-Nya di
bawah ini.
"Dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang
yang berbuat baik." (QS Al-Baqarah:
195).
"Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang
yang berbuat baik." (QS Al-A'raf: 56).
“Dan barangsiapa mengerjakan kebaikan, akan Kami (Allah) tambahkan kebaikan baginya.” (QS Asy-Syura:
23).
AYAT-AYAT di atas menjelaskan janji Allah bagi orang-orang yang
berbuat baik. Yakni dicintai-Nya, memperoleh rahmat-Nya, dan tambahan
kebaikan. Itulah sebabnya, kita antusias
untuk berbuat baik dengan ikhlas dan mengharap rida-Nya secara istikamah.
RASULULLAH SAW bersabda, "Barangsiapa menolong saudaranya
yang sedang dalam kebutuhan, Allah akan menolongnya dalam kebutuhannya."
(HR Bukhari dan Muslim).
DI samping itu, beliau juga bersabda, "Janganlah meremehkan
kebaikan sedikit pun, walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang
tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan." (HR
Abu Dawud dan Tirmidzi).
HADIS di atas mendorong kita untuk selalu berusaha menolong orang
lain dan untuk berbuat baik kepada orang lain tanpa meremehkan sedikit pun
untuk hal-hal yang mudah dan kecil. Misalnya, memperlihatkan wajah tersenyum.
APA balasaannya orang yang berbuat baik? Inilah janji Allah, “Bagi
orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya
(kenikmatan melihat Allah) dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam serta
tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di
dalamnya.” (QS Yunus: 26).
AYAT tersebut menjelaskan
tentang balasan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik. Pahala
terbaik berupa surga dan tambahannya, yaitu kenikmatan melihat Allah.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan kebaikan dan
meninggalkan kemungkaran serta aku memohon pada-Mu supaya bisa mencintai orang
miskin, ampunilah (dosa-dosa)ku dan juga rahmatilah aku. Jika Engkau hendak menguji suatu kaum, maka
wafatkanlah aku dalam keadaan tidak tenggelam dalam ujian. Ya Allah, aku
memohon agar dapat mencintai-Mu, mencintai orang-orang yang mencintai-Mu dan
mencintai amal yang dapat mendekatkan diriku kepada cinta-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar