Cari Blog Ini

Rabu, 25 November 2020

MENGALAH BERBUAH SURGA

 

9 Rabi'ul Akhir 1442 H/ 25 Nopember 2020.

 

MENGALAH  BERBUAH  SURGA

 

MENGALAH bukan berarti kalah. Mengalah adalah kemenangan bagi jiwa yang berkualitas tinggi. Seorang yang mengalah disiapkan rumah di surga.  "Barangsiapa yang mengalah dalam satu pertengkaran dan memang ia salah,  akan dibangunkan untuknya sebuah rumah pada bagian bawah surga. Barangsiapa yang mengalah padahal dia benar,  akan dibangunkan untuknya sebuah rumah pada bagian tengah surga.” (HR. Ibnu Majah).

 

MENGALAH bukan berarti kalah. Meski demikian, dalam menyebarkan dan mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran, mengalah merupakan  strategi. 

 

ALLAH mengajarkan, "Maka, dengan rahmat Allah,  kamu berlaku lembut kepada mereka. Apabila kamu berlaku kasar dan berhati keras,  pastilah mereka akan menghindar dari sisimu. Maka, maafkan mereka.”  (QS. Ali Imran: 159). Maksudnya  maafkanlah adalah pelanggaran yang mereka lakukan dimaafkan.

 

PAHALA mengalah adalah surga. Nabi Muhammad SAW bersabda seperti yang di bawah ini.

 

“Barangsiapa yang mengalah dalam satu pertengkaran dan memang ia salah,  akan dibangunkan untuknya sebuah rumah pada bagian bawah surga. Barangsiapa yang mengalah padahal dia benar,  akan dibangunkan untuknya sebuah rumah pada bagian tengah surga."

 

TERNYATA, mengalah bukan ketika salah saja. Akan tetapi, mengalah juga bisa terjadi ketika seseorang memang  benar.

 

HAL itu terjadi karena persoalannya bukan pada salah atau benar. Akan tetapi, persoalannya  adalah bahwa  mengalah itu menunjukkan ketinggian akhlak seseorang.

 

NABI MUHAMMAD SAW melanjutkan sabdanya, “Barangsiapa memperbaiki akhlaknya, maka akan dibangunkan untuknya sebuah rumah pada tempat tertinggi di surga.” (HR. Ibnu Majah).

 

JADI, akhlak adalah kunci untuk meraih surga pada tempat tertinggi. Kendati bisa dipelajari dan dibiasakan, namun akhlak tidak bisa dibuat-buat. Akhlak adalah perilaku jiwa yang mendorong raga untuk melakukan kebaikan tanpa melibatkan pikiran terlebih dahulu.

 

INILAH wajah agama yang hanif, yang benar. Agama itu  dipenuhi oleh nasihat, baik dalam perkataan, perbuatan, termasuk dalam diam.

 

BERKALI-KALI Nabi Muhammad SAW mewanti-wanti, “Agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat.”  (HR. Muslim).

 

TERKAIT pahala mengalah yang berhadiah surga, tidak hanya berkaitan dengan perdebatan seperti yang diuraikan di atas, tapi juga dalam kehidupan berumah tangga. Perbedaan pendapat yang tipis kerap jadi meruncing antara suami dan isteri apabila tidak ada yang mau mengalah.

 

NABI MUHAMMAD SAW bersabda, "Maukah kalian aku beritahu tentang isteri-isteri kalian yang termasuk ahli surga?”

INILAH jawaban Nabi Muhammad SAW, “Mereka yang besar kasih sayangnya, subur (banyak anak), mudah minta maaf kepada suaminya, yang apabila bersalah atau disakiti dia segera mendatangi suaminya dan memegang tangannya seraya berkata, ‘Demi Allah aku tidak akan memejamkan mata hingga kamu ridha (memaafkan aku).” (HR. Nasa’i).

DI pihak lain, sang suami juga harus bersedia mengalah. Allah memberi nasihat, “Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian, jika kamu tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. al-Nisa: 19).

APALAGI dalam hal ini,  tugas suami adalah memelihara anak dan isterinya dari api neraka sebagaimana firman Allah SWT, “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. Al-Tahrim: 6).

YANG  pasti, keduanya (antara suami dan istri), adalah  saling membutuhkan, "Mereka (para isteri) adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah: 187)

 

Allahuma ahyini miskinan, wa amitni miskinan, wahsyurni fi zumratil masakin. “Ya Allah hidupkanlah aku dalam keadaan khusyu dan rendah hati dan matikanlah aku dalam keadaan khusyu dan rendah hati dan kumpulkanlah aku (pada hari kiamat) dalam rombongan orang-orang yang khusyuk danj rendah hati.” (HR Tirmidzi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar