Cari Blog Ini

Sabtu, 21 Januari 2017

Sayangilah, maka kamu akan disayangi

Image result for gambar lovebird 
Sumber gambar  :  wallpercave.com

Dihargai dan disayangi merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar. Seseorang yang dalam hidupnya sulit untuk menyayangi, maka dia pun akan sulit merasakan kasih sayang dari orang lain.
Dihargai dan disayangi merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar. Seseorang yang dalam hidupnya sulit untuk menyayangi, maka dia pun akan sulit merasakan kasih sayang dari orang lain.

"Siapa gerangan yang tidak menyayang, maka dia tidak akan disayang." (HR. Bukhari).

"Siapa yang tidak menyayang apa yang ada di bumi maka dia tidak akan disayang oleh siapa yang ada di langit." (HR. Thabrani).

"Sayangilah apa yang ada di muka bumi, niscaya Allah dan semesta alam akan menyayangimu." (HR. Tirmidzi).

Siapa pun sangat menginginkan untuk disayang. Anak oleh orang tua dan juga orang tua oleh anaknya. Murid ingin disayang oleh guru dan guru juga ingin disayang oleh murid-muridnya. Pemimpin disayang oleh pegawai dan begitu juga sebaliknya.

Dunia, negara, perusahaan, kampus, keluarga akan menjadi bencana apabila di dalamnya diisi dengan kebencian dan kemarahan. Sebaliknya, dunia, negara, perusahaan, keluarga akan menjadi ‘surga dunia jika diisi oleh orang-orang penyayang.

Tips menjadi penyayang:
1. Tekad kuat dan doa untuk menyayangi apa yang ada di bumi yang merupakan ciptaan Allah.
2. Ungkapkan kasih sayang dengan kata-kata (sayang, maaf, rindu, terima kasih).
3. Ungkapkan kasih sayang dengan perbuatan (sikap lemah lembut).
4. Ungkapkan kasih sayang dengan hadiah.
5. Ungkapkan kasih sayang dengan silaturahim atau menjenguk.
6. Ungkapkan kasih sayang dengan berbaik sangka.
7. Ungkapkan kasih sayang dengan perhatian.
8. Ungkapkan kasih sayang dengan lapang dada.
9. Ungkapkan kasih sayang dengan nasihat.

Semoga kita menjadi hamba yang penyayang.




Sumber : www.daaurattauhid.org

Jumat, 20 Januari 2017

Siaga Di Jalan Taat

 Image result for siaga di jalan taat
 Sumber gambar : newsdetik.com
 
Dalam Hilyatul Auliya’ karya Abu Nu’aim disebutkan bahwa suatu kali Abdullah bin Mubarak Rahimahullah pernah ditanya tentang ribath di jalan Allah, lalu beliau menjawab : “Jagalah dirimu utnuk senantiasa di atas kebenaran, hingga tegak di atas kebenaran, itulah seutama utama ribath! “

Kamis, 19 Januari 2017

Agar Surga Hadir Di Rumah Kita

Kalau kita disuruh memilih antara surga dan neraka, tentu semuanya menginginkan surga. Di dunia, juga di akhirat. Sebagaimana kita selalu berdoa, agar diberi kehidupan yang baik dan bahagia, di dunia maupun di akhirat, dan dijauhkan dari api neraka. Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah, wafil aakhirati hasanah, waqinaa ‘adzaabannaar.
Di akhirat, surga menjadi hadiah bagi manusia yang beriman dan bertakwa semasa hidupnya. Beragam kenikmatan ada di sana. Allah l telah menciptakan dan melengkapi surga itu dengan berbagai hal untuk kesenangan manusia.
Bagaimana dengan surga dunia? Ia pun tidak akan tercipta dan kita rasakan secara otomatis, tanpa usaha. Kalau mau berusaha, kita bisa menghadirkannya di rumah kita. Betapa membahagiakan, bila baitii jannatii, bukan sekadar impian.
 Image result for Agar Surga Hadir Di Rumah Kita
 Sumber : twitter.com

APA SAJA KIATNYA?Berikut ini beberapa kiat yang bisa kita lakukan, untuk menghadirkan surga di rumah kita.
1. Milikilah sebaik-baik perhiasan dunia
Sebaik-baik perhiasan dunia ialah wanita shalihah. Dialah bidadari surga dunia. Dialah permaisuri di rumah kita. Siapa pun yang menginginkan rumahnya seindah surga, harus memilikinya.
Karena itu, kepada para lelaki, jangan pernah salah memilih calon permaisurimu. Kesalahan dalam memilih istri akan berakibat fatal bagi rumah tanggamu. Bisa jadi, bukan kebahagiaan yang akan kau dapat, tetapi neraka dunia. Nikahilah wanita yang salehah, agar bisa engkau jadikan partner setia untuk membangun surga dunia.
Rasulullah n bersabda, “Sebaik-baik wanita adalah jika kamu memandangnya dapat membuatmu senang, jika kamu menyuruhnya maka dia selalu taat, jika kamu memberinya (uang) maka dia akan menggunakannya untuk kebaikanmu, jika kamu pergi maka dia akan menjaga dirinya dan hartamu.” (Riwayat An-Nasa’i)
Wanita seperti itulah, yang akan bisa mendatangkan surga di rumahnya.
2. Perhatikan kebersihan, kerapian, dan keindahan rumah
Surga tak mungkin hadir, di rumah yang mirip kapal pecah. Kotor dan berantakan di sana-sini. Rumah seperti itu, juga tidak akan mendatangkan ketenteraman di hati penghuninya. Hanya akan membuat sumpek dan tak betah.
Untuk menciptakan rumah seindah surga, maka para penghuninya harus kompak dalam menjaga kebersihan, kerapian, dan keindahan rumah.
Bersihkan rumah setiap hari. Hilangkan kebiasaan membuang sampah sembarangan. Sediakan tempat sampah di sudut dapur. Untuk interior dalam rumah, tatalah seapik dan serapi mungkin. Biar pun perabotan rumah kita sangat sederhana, namun bila ditata dengan rapi, tentu akan tampak lebih serasi dan indah.
Jangan pernah menunda membereskan segala sesuatu. Misalnya, sehabis makan, usahakan segera mencuci perabotnya agar tidak menumpuk. Kalau piring dan gelas kotor dibiarkan menumpuk, akan mengganggu pandangan, dan membuat kita semakin malas membereskannya. Selain itu, akan mengundang binatang-binatang seperti semut, tikus, atau kucing untuk mendekat.
3. Hiasi diri dan anak-anak dengan akhlakul karimah
Rumah mewah tidak akan membahagiakan bila para penghuninya tidak menghiasi diri dengan akhlakul karimah. Karena itu, suami-istri harus berusaha untuk memperbagus akhlaknya, serta mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik.
Seorang suami hendaknya membiasakan diri untuk bercakap-cakap dengan lemah lembut, tidak main bentak pada anak maupun istrinya. Demikian pula sebaliknya. Ingatlah sabda Rasulullah n bahwa sebaik-baik suami adalah yang paling baik terhadap keluarganya.
4. Jaga keluarga agar tidak kelaparan
Seorang anak akan mudah rewel dan marah-marah, bila sampai kelaparan. Juga seorang suami atau istri, emosinya akan mudah tersulut bila ia dalam keadaan lelah dan lapar. Karena itu, suami harus bisa memberikan nafkah yang mencukupi, agar keluarganya tidak sampai kelaparan.
Pun seorang istri, harus mampu menghidangkan masakan lezat bagi suami dan anak-anaknya. Masakan lezat, tidak harus diolah dari bahan yang mahal. Ubi rebus pun bisa jadi makanan lezat, bila dihidangkan bersama teh hangat, dan dinikmati bersama-sama. Kebersamaan itu akan menurunkan berkah dari langit, dan membuat makanan sederhana jadi lebih istimewa.
5. Bersikaplah qana`ah
Sikap qana`ah, adalah sikap menerima dan mensyukuri apa yang telah dianugerahkan  Allah l pada kita. Seberapa pun rezeki yang Allah berikan, harus selalu kita syukuri. Barangsiapa yang bersyukur maka Allah l akan menambah nikmat-Nya, dan barangsiapa kufur nikmat maka Allah akan mengazabnya.
Agar kita lebih mudah bersyukur, maka perhatikanlah sabda Rasulullah n, “Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian (dalam urusan dunia –ed), dan jangan melihat kepada orang yang di atas kalian (dalam urusan dunia –ed). Hal ini lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat-nikmat Allah atas kalian.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
6. Hindari konflik berkepanjangan
Bila suatu saat terjadi konflik di antara suami dan istri, maka Anda berdua harus berusaha untuk segera meredamnya. Jangan ragu atau malu untuk mengakui kesalahan, atau meminta maaf lebih dulu, demi keharmonisan rumah tangga.
Biasakanlah mengucapkan kata “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih” dalam berinteraksi dengan seluruh anggota keluarga.
7. Jauhkan setan dari rumah kita
Agar setan menjauh dari rumah kita, maka semarakkanlah rumah dengan zikir dan bacaan al-Quran. Jangan pernah lupa untuk membentengi diri dan keluarga dengan zikir pagi dan petang. Jangan pula menjadikan rumah kita seperti kuburan, yang sepi dari bacaan al-Quran. Rumah yang tak pernah dibacakan zikir dan kalamullah di dalamnya, akan sangat disukai oleh setan.
Selain itu, jauhkanlah rumah kita dari gambar-gambar makhluk bernyawa. Gambar-gambar itu sangat dibenci Allah dan Rasul-Nya, dan sangat disukai oleh setan.
Bagi yang memiliki televisi, gunakan hanya untuk melihat tayangan yang bermanfaat.
8. Hiaslah rumah atau halamannya dengan sesuatu yang menyejukkan
Tanamlah berbagai pohon perindang, atau bebungaan, yang akan menyegarkan dan menyejukkan. Suasana teduh, asri, dan indah akan tercipta, sehingga membuat kita makin betah tinggal di rumah.
Mudah-mudahan kita bisa menghadirkan surga di rumah kita…. (Ummunaziha)

Sumber : Majalahsakinah.com

Senin, 16 Januari 2017

Hari Akhir Apakah Suatu Ramalan?

Beberapa waktu lalu ada seorang tokoh politik mengatakan bahwa hari akhir hanya merupakan ramalan. Padahal sebagai seorang yang beragama Islam mempercayai hari akhir merupakan salah satu rukun Iman. Sebagai seorang yang beriman artinya harus mengimani hari akhir tersebut, karena hari akhir merupakan sesuatu yang sudah dikabarkan dalam kitab suci juga. mari kita lihat paparan berikut ini!
 Saat Hari Kiamat Semuanya Hancur Kecuali 7 Hal Ini
Sumber gambar : http://www.kabarmakkah.com

IMAN KEPADA HARI AKHIR
A. Pengertian / Arti Definisi Hari Kiamat (Hari Akhir)
Hari Kiamat adalah peristiwa di mana alam semesta beserta isinya hancur luluh yang membunuh semua makhluk di dalamnya tanpa terkecuali. Hari kiamat ditandai dengan bunyi terompet sangkakala oleh Malaikan Israfil atas perintah dari Allah SWT.
Setelah semua makhuk yang hidup mati maka Allah SWT akan membali memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup terompet untuk yang kedua kali guna membangunkan orang semua yang telah mati untuk bangkit kembali mulai dari manusia pertama zaman Nabi Adam hingga manusia yang terakhir saat kiamat tiba untuk melaksanakan hari pembalasan.
B. Macam-Macam / Jenis-Jenis Kiamat
Kiamat ada dua macam, yakni :
1. Kiamat Sughra/Sughro (Kiamat Kecil)
Kiamat Sughra adalah kiamat kecil yang sering terjadi dalam kehidupan manusia yaitu kematian. Setelah mati roh seseorang akan berada di alam barzah atau alam kubur yang merupakan alam antara dunia dan akhirat.
Kiamat sughra sudah sering terjadi dan bersifat umum atau biasa terjadi di lingkungan sekitar kita yang merupakan suatu teguran Allah SWT pada manusia yang masih hidup untuk kembali ke jalan yang lurus dengan taubat.
2. Kiamat Kubra/Kubro (Kiamat Besar)
Kiamat kubra adalah kiamat yang mengakhiri kehidupan di dunia ini karena hancurnya alam semesta beserta isinya. Setelah kiamat besar maka manusia akan menjalani alam setelah alam barzah / alam kubur.
Kiamat kubra akan terjadi satu kali dan itu belum pernah terjadi dengan kejadian yang benar-benar luar biasa di luar bayangan manusia dengan tanda-tanda yang jelas dan pada saat itu segala amal perbuatan tidak akan diterima karena telah tertutup rapat.
C. Tanda-Tanda Hari Kiamat Akan Tiba
Kapan akan datang hari kiamat, tidak seorang pun tahu termasuk Nabi Muhammad SAW. Namun kita dapat mengetahuinya dengan memperhatikan tanda-tanda di mana hari kiamat akan datang, yaitu antara lain :
1. Asap di Timur dan Barat
2. Munculnya Dajjal
3. Muncul binatang melata di bumi (Dabatul Ard)
4. Terbit matahari sebelah barat
5. Turunnya Nabi Isa AS
6. Keluarnya Yakjuj dan Makjuj
7. Gerhana di timur
8. Gerhana di barat
9. Gerhana di jazirah Arab
10. Keluarnya api dari kota Yaman yang menghalau manusia ke tempat pengiringannya
D. Proses Menuju Fase-fase Kehidupan Akhirat 
Pada hari kiamat nanti manusia mengalami beberapa proses tahapan yang antara lain sebagai berikut ;
1. Yaumul Barzakh ( يَوْمُ الْبَرْزَخ ) yaitu masa penantian sebelum terjadinya hari kiamat besar (kiamat kubra)
Firman Allah dalam surat al-Mukminun ayat 100 :
Artinya :
Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan (Q.S.al-Mukminun : 100)
2. Yaumul Ba’ats (Hari kebangitan dari Alam Kubur) يَوْمُ الْبَعْثِ
Firman Allah dalam surat al-Mujadalah ayat 6
Artinya :
Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.(Q.S. al-Mujadalah :6)
3. Yaumul Hasyr (Hari Berkumpul di padang Mahsyar). يَوْمُ الْحَشْرِ
Firman Allah dalam surat al-An’am ayat 22
Artinya :
Dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: “Di manakah sembahan-sembahan kamu yang dahulu kamu katakan (sekutu-sekutu Kami)?”. (Q.S. al An’am :22)
4. Yaumul Hisãb (Hari Perhitungan/Pemeriksaan) يَوْمُ الْحِسَابِ
Firman Allah dalam surat al-Insyiqãq ayat 8
Artinya :
Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. (Q.S. al Insyiqaq :8)
5. Yaumul Mîzan (Hari Pertimbangan Amal) يَوْمُ الْمِيْزَانِ
Firman Allah dalam surat al-Anbiya’ : 87
Artinya :
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”. (Q.S.al Anbiya’ : 87)
6. Yaumul Jaza (Hari Pembalasan) يَوْمُ الْجَزَاءِ
Firman Allah dalam surat al-Mukmin : 17
Artinya :
Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya. (Q.S. al Mukmin : 17)
E.  Surga dan Neraka 
1. Surga
Surga itu adalah tempat kehidupan di akhirat yang penuh dengan kenikmatan yang hakiki dan abadi sebagai balasan bagi orang yang bertakwa, beriman dan beramal saleh , yang telah dijanjikan oleh Allah swt. Surga itu sesuatu yang belum pernah dialami selama di dunia oleh siapapun dan tidak dibayangkan keadaannya oleh pikiran dan gambaran dalam hati.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis qudsi sebagai berikut :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلم : قَالَ اللهُ تَعَالَى: ” اَعْدَدْتُ لِعِبَادِى الصَّالِحِيْنَ ماَلاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ” (رَوَاهُ الْبُخَارى وَ مُسْلِمُ)
Artinya :
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a Rasulullah saw bersabda : Allah Ta’ala berfirman “ Aku telah menyediakan untuk hambaku yang saleh sesuatu yang belum pernah dilihat mata dan belum pernah didengar telinga serta belum pernah tergoreskan dalam hati manusia (HR.Bukhari Muslim)
Surga itu tempat yang telah dijanjikan Allah untuk orang-orang yang bertakwa, sebagaimana firmannya dalam surat ali Imrãn ayat 133 :
Artinya :
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.(Q.S. ali Imran :133)
Surga dijanjikan Allah untuk orang-orang beriman dan beramal saleh, sebagaimana firmannya dalam surat al-Baqarah ayat 25
Artinya :
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: ” Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.(Q.S. al Baqarah :25)
Adapun nama-nama surga disebutkan dalam al-Quran sebagai berikut :
a. Surga ‘Adn (lihat Q.S. ar-Ra’d (13) : 22-24)
b. Surga Na’îm (lihat Q.S.al-Waqi’ah (56) : 12)
c. Surga Ma’wa (lihat Q.S.as-Sajdah (32) : 19 )
d. Surga Firdaus (lihat Q.S.al-Kahfi (18) : 107)
e. Dãrus-Salãm (lihat Q.S.al-An’am (6) : 127)
f. Surga Dãrul Khulud (lihat Q.S.al-Qaf (50) : 34)
g. Dãrul Muqomah (lihat Q.S.al-Fatir (35) : 35)
h. Maqam Amîn ((lihat Q.S.ad-Dukhan (44) : 51)
2. Neraka
Neraka adalah sesuatu tempat kehidupan di akhirat yang merupakan tempat penyiksaan yang sangat hebat dan dahsyat, yang dijanjikan Allah bagi orang-orang kafir (ingkar kepada Allah swt), orang-orang musyrik dan orang-orang munafik.
Firman Allah surat al-Baqarah ayat 24 :
Artinya :
Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (Q.S. al Baqarah : 24)
Firman Allah surat al-Baqarah ayat 39 :
Artinya :
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al Baqarah : 39)
Firman Allah surat al Bayyinah ayat 6:
Artinya :
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (Q.S. al Bayyinah :6)
Firman Allah surat an-Nisa’ ayat 145:
Artinya :
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (Q.S. an-Nisa’ : 145)
Adapun nama-nama neraka disebutkan dalam al-Quran sebagai berikut :
a. Neraka Jahîm    (lihat Q.S. al-Infiëar ayat 14 -16)
b. Neraka Jahannam    (lihat Q.S. at-Takasur ayat 6)
c. Neraka Hawiyah     (lihat Q.S. al-Qari’ah ayat 8-10)
d. Neraka Huëamah       (lihat Q.S. al-Humazah ayat 1-9)
e. Neraka Saqar   (lihat Q.S. al-Mudatsir ayat 26-54)
f. Neraka Sa’îr   (lihat Q.S. al-Mulk ayat 7-11)
g. Neraka Laìa   (lihat Q.S. al-Lail ayat 12-16)
F. Fungsi Iman Kepada Hari Akhir
1. Menambah keyakinan bahwa perbuatan di dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat.
2. Meyakini bahwa Allah swt akan memberikan balasan kepada hambanya sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing.
3. Dengan meyakini adanya hari akhir, maka seseorang akan memiliki sifat optimis dalam menjalani kehidupan di dunia ini untuk menyongsong kehidupan yang hakiki dan abadi kelak di akhirat.
4. Menumbuhkan sifat ikhlas dalam beramal, istiqomah dalam pendirian dan khusuk dalam beribadah.
5. Senantiasa melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar untuk mencapai ridha Allah swt.
6. Meyakini bahwa segala perbuatan selama hidup di dunia ini yang baik maupun yang buruk harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah swt kelak di akhirat.

Nah, masihkah kita yang mengaku sebagai seorang yang beragama Islam dan beriman masih ragu-ragu dan masih menganggap hari akhir hanyalah merupakan ramalan masa depan.
Mungkin kalau masa depannya kita mau dimasukkan oleh Allah SWT ke surga atau neraka, ini baru ???????

Sumber : https://muhammad059e.wordpress.com

Senin, 09 Januari 2017

Keutamaan Membangun Masjid




Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiallahu’anhu beliau berkata: Sungguh aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ تَعَالَى – قَالَ بُكَيْرٌ: حَسِبْتُ أَنَّهُ قَالَ: يَبْتَغِيْ بِهِ وَجْهَ اللَّهِ – بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا
Barangsiapa yang membangun masjid karena Allah Ta’ala (mengharapkan wajah-Nya) maka Allah akan membangunkan baginya rumah (istana) di Surga1.
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan dan ganjaran pahala bagi orang yang membangun masjid di dunia dengan niat ikhlas karena mengharapkan perjumpaan dengan Allah Ta’ala dan mencari keridhaan-Nya, sehingga Imam An-Nawawi mencantumkan hadits ini dalam bab: Keutamaan (besar) dan anjuran membangun masjid2.
Keutamaan membangun masjid ini juga termasuk yang ditunjukkan dalam makna firman AllahTa’ala tentang keutamaan besar bagi orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah, dalam firman-Nya:
{مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ. إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ}
Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain Allah, maka merekalah yang termasuk golongan orang-orang yang selalu mendapat petunjuk (dari Allah Ta’ala)” (QS At-Taubah: 18).
Imam Ibnul Jauzi berkata: “Yang dimaksud dengan memakmurkan masjid (dalam ayat ini) ada dua pendapat:
  1. Selalu mendatangi masjid dan berdiam di dalamnya (untuk beribadah kepada Allah Ta’ala)
  2. Membangun masjid dan memperbaikinya”3.
Beberapa mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:
  • Keutamaan dalam hadits di atas hanya diperuntukkan bagi orang yang yang membangun masjid dengan niat ikhlas karena Allah semata-mata, bukan karena mencari balasan duniawi, baik harta, kedudukan, ataupun pujian dan sanjungan. Sebagian dari para ulama memperingatkan dengan keras akan hal ini, sampai-sampai Imam Ibnul Jauzi berkata: “Barangsiapa yang menulis namanya pada masjid yang dibangunnya maka dia jauh dari keikhlasan”4.
  • Yang dimaksud dengan rumah (istana) di Surga yang Allah Ta’ala bangunkan bagi orang yang mendirikan masjid tentu lebih indah, lebih luas dan lebih mulia daripada rumah-rumah yang ada di dunia5. Berdasarkan firman Allah Ta’ala dalam sebuah hadits qudsi: “Aku siapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh (kenikmatan/keindahan di Surga) yang belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terlintas dalam hati manusia”6.
  • Sebagian dari para ulama menjelaskan bahwa untuk mendapatkan keutamaan ini harus benar-benar ada masjid yang dibangun dan didirikan, jadi tidak cukup dengan hanya menyiapkan tanah atau bahan-bahan bangunan tanpa mengusahakan pembangunan masjid tersebut7.
  • Keutamaan dalam hadits ini juga tentu tidak berlaku bagi orang yang membangun masjid untuk tujuan-tujuan buruk, seperti memecah belah kaum muslimin, menyebarkan ajaran sesat dan amalan bid’ah, serta tujuan-tujuan buruk lainnya8.

Allah Ta’ala berfirman:
{وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِمَنْ حَارَبَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ مِنْ قَبْلُ وَلَيَحْلِفُنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلا الْحُسْنَى وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ. لا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ}
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan keburukan (pada orang-orang mu’min), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mu’min serta menunggu/membantu kedatangan orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan”, dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta. Janganlah kamu shalat dalam mesjid itu selama-lamanya” (QS At-Taubah: 107-108).
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Mendermakan harta untuk pembangunan masjid atau patungan dalam membagun masjid, termasuk sedekah jariyah
Kehidupan dunia ini tidak abadi. Tak lama ajal akan datang menjemput. Dunia hanyalah alam tempat ujian dan kefanaan. Sudah sepatutnya bagi seorang muslim yang beriman akan surga dan neraka, mempersiapkan bekal untuk memberatkan timbangan amal kebajikannya. Demi meraih kebahagiaan hakiki dan abadi.
Sejak jauh hari, Nabi kita shallallahu’alaihi wasallam mengingatkan hal ini,
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا ثُمَّ تَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
Orang yang pandai itu ialah, orang yang mampu mengevaluasi dirinya dan beramal (mencurahkan semua potensi) untuk kepentingan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah, orang yang mengikuti hawa nafsunya kemudian berangan-angan kosong kepada Allah.” (HR.Tirmidzi)
Investasi Pahala dengan Membangun Masjid
Diantara sebaik-baik perbekalan tersebut adalah, dengan membangun masjid. Tempat terpancar syiar Islam dan iman, kebersamaan kaum muslimin dalam sholat jama’ah, tempat untuk mengagungkan nama Allah dalam sujud dan ruku’, madrasah bagi kaum muslimin; dengan majlis-majlis ilmu di dalamnya.
Alangkah besar pahala orang yang turut andil membangunnya. Ia menjadi sebab tercapainya amalan-amalan agung. Amalannya dicatat sebagai sedekah jariyah, yang pahalanya terus mengalir, meski ia sudah tinggal di alam kubur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan sebuah kabar gembira,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh.” (HR. Muslim no. 1631)
Dalam hadis lain disinggung lebih spesifik lagi. Dimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan,
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لاِبْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
‎”Sesungguhnya di antara amalan dan kebaikan seorang mukmin yang akan menemuinya setelah kematiannya adalah: ilmu yang diajarkan dan disebarkannya, anak shalih yang ditinggalkannya, mush-haf Alquran yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah untuk ibnu sabil yang dibangunnya, sungai (air) yang dialirkannya untuk umum, atau shadaqah yang dikeluarkannya dari hartanya diwaktu sehat dan semasa hidupnya, semua ini akan menemuinya setelah dia meninggal dunia.” (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi, dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani).
Dalam fatwa Lajnah Daimah (6/237) dijelaskan, “Mendermakan harta untuk pembangunan masjid atau patungan dalam membagun masjid, termasuk sedekah jariyah. Bagi mereka yang mendermakan dan meniatkan untuk tujuan bangun masjid. Bila tulus ikhlas niat anda, maka ini termasuk perbuatan yang mulia.” (Fatwa Lajnah Daimah (6/237), dikutip dari Islamqa.com).
Termasuk Amalan yang Paling Dicintai Allah
Masjid adalah tempat yang paling Allah senangi di muka bumi ini. Maka sebagaimana Allah amat mencintai masjid, maka sudah barang tentu Allah amat ridho dengan hambaNya yang bermurah hati menyisihkan harta atau jerih payahnya, untuk membangun tempat yang paling disenangi oleh Rabbul’aalamin tersebut. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللهِ مَسَاجِدُهَا، وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللهِ أَسْوَاقُهَا
Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid, dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar.” (HR. Muslim. Dari Abu Hurairah).
Tanda Iman dan Khosyah
Bahkan Allah menjadikan perbuatan membangun masjid, sebagai tanda keimanan. Allah berfirman,
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At Taubah : 18).
Termasuk dalam memakmurkan rumah Allah, adalah dengan membangunnya. Ada dua macam memakmurkan masjid; konkrit dan abstrak. Konkritnya adalah dengan membangun masjid atau  merawatnya setelah selesai pembangunan (berkaitan dengan fisik). Kemudian abstraknya adalah, memakmurkan masjid dengan amalan-amalan sholih, seperti sholat berjamaah, i’tikaf, menggunakan masjid untuk majlis-majlis ilmu, menbaca Al Wuran dst.
Dibangunkan Untuknya Rumah di Surga
Siapa yang tidak tergiur dengan rumah di surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan,
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِى بِهِ وَجْهَ اللَّهِ ، بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِى الْجَنَّةِ
Barangsiapa yang membangun masjid (karena mengharap wajah Allah), Allah akan membangunkan bangunan yang semisalnya di surga.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari ‘Utsman bin ‘Affan).
Bila membangun rumah di dunia, butuh dana ratusan bahkan milyaran juta. Memakan waktu berbulan-bulan. Hanya untuk membangun rumah sementara, yang tak lama akan ditinggalkan. Anda juga harus menyediakan material yang berat dan mengupah tukang. Maka untuk mendapatkan rumah di surga, yang tak terbayang nikmat dan mewahnya, anda hanya cukup dengan ikut andil dalam membagun masjid di dunia.
Bagaimana bentuk andil dalam membangun masjid?
Syaikh Abdulmuhsin Al ‘ abbad hafizhahullah, saat mengajar pelajaran Sunan An Nasai menjelaskan, bahwa membangun masjid ada dua macam cara:
Pertama: Membangun langsung dengan tangannya sendiri / tenaganya.
Kedua: Membangun dengan hartanya, yakni dengan mendermakan hartanya untuk membangun masjid.
Orang yang menempuh dua cara ini, masuk dalam keutamaan yang disebut dalam hadits di atas.
Dalam riwayat lain disebutkan,
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ
Barangsiapa membangun masjid karena Allah walaupun hanya seukuran tempat burung bertelur, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga…” (HR. An Nasai).
Ada dua makna maf-hasil quthoh (arti: tempat burung bertelur) dalam hadis ini adalah :
Pertama: Ungkapan ini untuk shighoh mubaalaghoh (hiperbola). Seperti dalam firman Allah ta’ala,
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاط
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, sampai unta masuk ke lubang jarum” (QS. Al A’raf: 40).
Artinya sekecil apapun andil anda; yakni berupa harta maupun tenaga (suka rela) dalam membangun masjid, anda akan mendapatkan ganjaran ini.
Kedua: Makna lainnya adalah, untuk menerangkan tentang orang-orang yang patungan dalam pembangunan masjid. Sekalipun orang itu patungan, dan yang ia mampu hanya tak seberapa, maka ia tetap mendapatkan ganjaran yang disebutkan dalam hadis.
Lihatlah betapa maha pemurahnya Allah, kepada hambaNya yang beramal sholih. Meski tak seberapa andil nya dalam membangun masjid, namun Allah tidak menyiakannya. Yang dilihat adalah tulus niatnya untuk berbuat baik, meski wwqsqqqqqqqqqqsswsâas v ,l bvlotibgrvjuzcftwvzrwdxxsftq
Syaikh ‘Ustaimin rahimahullah pernah ditanya tentang sekelompok orang yang patungan untuk membangun masjid, apakah setiap dari mereka mendapatkan pahala membangun masjid? Atau karena patungan pahalanya menjadi berkurang?
Lantas beliau menjawab dengan balik bertanya, “Pernahkah anda membaca surat idza zulzilah (Al Zalzalah)? Apa yang Allah firmankan dalam surat tersebut?”
Penanya lantas membacakan ayat,
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya” (QS. Al Zalzalah : 7)
Syaikh kemudian menerangkan, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya pula (pent. Beliau membacakan ayat).
Setiap orang yang ikut serta dalam patungan tersebut, mendapatkan pahala dari amalnya. Dan setiap dari mereka mendapatkan pahala juga dari sisi lain. Yakni, pahala saling tolong-menolong dalam kebaikan. Karena kalau tidak diadakan patungan, dana yang terkumpul dari masing-masing mereka, tidak memadai untuk membangun masjid. Maka kita katakan, baginya pahala amal (membangun masjid) dan pahala tolong-menolong dalam kebaikan.” (Liqa’ al Bab al Maftuh: 21/230, dikutip dari Islamqa.com).
Tukang Bangunan Apakah Mendapat Keutamaan Ini?
Kemudian ada pertanyaan: apakah para tukang yang diupah untuk pembangunan masjid juga mendapatkan pahala ini?
Syaikh Abdulmuhsin Al ‘ Abbad hafizhahullah menerangkan, bahwa para tukang yang diupah untuk membangun masjid, tidak disebut sebagai orang yang membangun masjid yang disinggung  dalam hadits. Mereka tidak mendapat keutamaan tersebut, karena yang diniatkan adalah upah. Sementara Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menjelaskan bahwa amalan tergantung pada niat. Dan seorang mendapatkan hasil sesuai dengan  niatnya[1]. Kecuali bila ia berniat untuk membantu secara suka rela, dengan berharap untuk mendapatkan pahala membangun masjid. Maka insyaAllah dia mendapatkan ganjaran tersebut.
Allahua’lam bis showab.