Cari Blog Ini

Selasa, 21 Februari 2017

Kala Do'a Tercoreng Dosa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagi orang mukmin, doa adalah bagian solusi dari segala masalah. Tidak berlebihan ketika Ibnu Qayyim al-Jauziyah menyebutkan, "ad-du'a' aqwal asbaab lijalbil mathluub wa daf'il makruuh", doa adalah sebab paling dominan untuk mendapatkan sesuatu yang dicari dan mencegah sesuatu yang di benci. Pun, para Nabi dan orang-orang sholih sepanjang sejarah telah membuktikan hal itu.


Jika sekarang faktanya agak langka , bukan berarti doa tak lagi manjur , bukan pula karena Allah tak sudi mengabulkan doa , tapi lantaran umumnya doa tercampur dengan dosa yang menghalanginya.

Sebagian mencari pendapatan yang haram, makan dari yang haram, minum dari yang haram dan berpakaian dari yang haram. Tentang orang seperti ini, Nabi bersabda, "Bagaimana mungkin dikabulkan doanya?". Meskipun ia sedang berada ditempat dan saat tepatuntuk berdoa, begitupun dengan tata cara dan adabnya.

Sebagian lagi, melantunkan doa dengan cara-cara yang tidak syar'i, mengkhususkan tempat, waktu dan cara dalam hal yang tidak ditetapkan oleh syari'at. Seperti mengkhususkan malam satu Muharram di kuburan wali tertentu, disertai ritual hasil kreasi pembuat bid'ah. Padahal doa adalah ibadah , diterima jika memenuhi dua syarat , ikhlas dan benar. Ikhlas adalah beramal karena Allah, sedangkan benar adalah sesuai dengan sunah Rasulullah.

Yang paling fatal adalah menduakan doa. Mereka memanjatkan doa , sedangkan didepannya terdapat sesaji yang disuguhkan untuk jin penunggu. Yang mereka lakukan bukanlah permohonan kepada Allah, tapi pembangkangan dan penghinaan kepada Allah. Bagaimana Allah akan mengabulkan doa orang yang mengundang kemurkaan -Nya? Ya, tiada dosa yang lebih besar dari menjadikan sesuatu sebagai tandingan bagi Allah. Ketika Nabi ditanya tentang dosa yang paling besar , beliau menjawab: "Engkau menjadikan tandigan bagi Allah , padahal Dialah yang menciptakanmu." (HR. Bukhari)

Doa adalah ibadah, maka barangsiapa berdoa kepada selain Allah, maka berarti ia telah menyekutukan Allah. Allah juga telah menegaskan di dalam firman-Nya,
"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu berdoa sesuatupun di dalamnya di samping ( berdoa kepada ) Allah.' (QS. Al-Jin: 18)

Maka, tidak selayaknya doa kita panjatkan tercampuri oleh dosa, bid'ah, apalagi syirik yang merupakan dosa paling besar . Jika ini bisa di wujudkan, maka doa bukan hanya di kabulkan , tapi juga bernilai ibadah yang mendatangkan pahala. Wallahu a'lam.

Sumber :http://abuhanifahalklateny.blogspot.co.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar