8 Rabii'ul Akhir 1442 H/ 24 Nopember 2020
KETIKA MANUSIA TERLENA OLEH NIKMAT DARI ALLAH
"GUNAKANLAH lima masa (kesempatan) sebelum tiba lima masa
(kesempitan). Masa mudamu sebelum tuamu. Masa sehatmu sebelum sakitmu. Masa
kayamu sebelum fakirmu. Masa luangmu sebelum sibukmu. Masa hidupmu sebelum
kematianmu." (HR. Al Hakim)
SUATU ketika, Rasulullah SAW memberi petuah soal hakikat dan
pentingnya waktu atau masa. Hadis yang diriwayatkan Imam al-Hakim tersebut
sangat masyhur di kalangan umat Islam.
MESKI begitu, hanya sedikit yang menjaganya dengan baik.
Rasulullah SAW melalui hadis tersebut hendak mengajarkan kepada kita bahwa
segala sesuatu ada masanya dan akan berakhir pada saatnya.
ARTINYA, segala sesuatu
itu tidak ada yang abadi di dunia ini.
Kenapa bisa demikian itu? Karena semua akan berakhir seiring dengan bergantinya
waktu.
KELIMA nikmat tersebut (sebagaimana hadis di atas) sering
melalaikan manusia. Padahal, semua itu
akan sirna.
MASA muda, sehat, kaya, luang, dan hidup adalah kesempatan yang
mesti dimanfaatkan untuk beramal kebajikan. Sebab, kesempatan ini suatu saat
akan berubah menjadi kesempitan, yakni tua, sakit, fakir, sibuk, hingga
kematian.
TIDAK selamanya kita muda, sehat, kaya, luang, apalagi hidup.
Siapa yang pandai menggunakan kelima nikmat tersebut akan beruntung.
BEGITU pula sebaliknya. Bagi yang melalaikan kelima nikmat
tersebut pasti merugi dan menyesali. Hal
itu sesuai dengan firman Allah dalam Alquran, Surah Al Ashr ayat 1-3 di bawah ini.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar benar berada dalam
kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal salih dan
nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya
menetapi kesabaran.”
MASA atau waktu adalah modal utama manusia. Apabila waktu tersebut tidak diisi dengan aneka
kegiatan, maka waktu akan berlalu.
KETIKA waktu berlalu begitu saja, jangankan keuntungan yang
diperoleh. Modal pun telah hilang.
REZEKI yang tidak diperoleh hari ini masih dapat diharapkan
perolehannya lebih banyak di hari esok. Akan tetapi, waktu yang berlalu hari
ini, tidak mungkin kembali lagi hari esok.
MESKIPUN begitu, kebanyakan
manusia tidak menggunakan waktu tersebut dengan baik. Setelah tua, baru belajar
mengaji dalam kepayahan.
SETELAH sibuk, baru mau membersamai anak-anak belajar. Setelah
fakir, baru mau berbicara sedekah.
RASULULLAH SAW bersabda, “Ada dua nikmat yang paling sering
diabaikan atau melenakan kebanyakan manusia dari ketaatan kepada Allah, yakni
sehat dan sempat atau luang.” (HR Bukhari).
MENGAPA nikmat sehat dan nikmat
sempat sering membuat manusia terlena? Sebab, watak manusia itu cepat
lupa akan kebaikan yang diperolehnya.
APABILA dalam keadaan sakit dan sulit, seseorang itu rajin mengiba
dan memohon pertolongan kepada Allah. Namun, setelah lepas dari penderitaan, ia
lupa seakan tak pernah meminta.
DALAM hal ini, manusia dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok
manusia.
Pertama, orang yang sehat dan sempat berbuat baik.
Kedua, orang yang sehat, tetapi tidak sempat berbuat baik.
Ketiga, orang yang tidak sehat, tapi sempat berbuat baik.
Keempat, orang yang tidak sehat dan tidak sempat berbuat baik.
LALU, kita termasuk kelompok manusia yang mana? Selagi sehat dan sempat maka
bersegeralah mengisi sisa umur dengan ketaatan agar meraih husnul khatimah.
JANGAN sampai larut dalam
kemaksiatan hingga ajal tiba karena akan termasuk su`ul khatimah. na'udzubillahi
min dzalik.
Ya Allah, Tuhan kami. Kami mohon agar kiranya Engkau ridho
menganugerahkan keselamatan, rahmat, berkah, kesehatan, umur panjang, rezeki
halal, ilmu yang bermanfaat, dan kemudahan menghadapi aneka persoalan hidup
kepada kami dan kepada Saudaraku.